Horormisteri21 - Bagi masyarakat Subang, nama bioskop Chandra sudah tak asing lagi. Lokasinya tepat berada di pusat perbelanjaan Pujasera. Siapa sangka, bangunan tua yang kini kondisinya memprihatinkan tersebut menyimpan banyak cerita horor.
Pada tahun 1990-an, bioskop satu-satunya di Kota Subang ini sedang berada di masa kejayaannya. Hampir setiap hari tak kurang 5 judul film diputar di bioskop yang diresmikan pada tahun 1987 tersebut. Bioskop ini juga tak pernah sepi penonton.
Namun di tengah keramaian bioskop itu, sempat terjadi cerita horor. Seperti yang dituturkan Mang Yanto, seorang tukang becak yang terbiasa mangkal di sekitar Bioskop Chandra.SahabatQQ
Saat itu, tepatnya pada akhir tahun 1999, cerita horor yang dialami Mang Yanto itu terjadi. Hari menjelang sore, merupakan mengayuh ia mengayuh becak. Pekerjaan itu biasanya ia lakukan hingga menjelang tengah malam.
Waktu menunjukan pukul 16.00 WIB. Yanto berangkat dari rumahnya menuju bioskop Chandra yang jaraknya sekitar 15 menit. Hingga waktu isya pun dilalui Yanto. Namun ia belum mendapat penumpang satu pun. Padahal setiap harinya ia selalu mendapat penumpang tak kurang dari 3 kali. Mungkin hari ini bukan hari keberuntungannya.
Malam semakin larut, Yanto terus dengan sabar menunggu. Sementara para pedagang di pusat perbelanjaan itu sudah mulai pada tutup. Cuaca malam itu sedikit gerimis. Sehingga suasananya terlihat sangat sepi.
Mata Yanto sudah mulai sedikit ngantuk, namun ia tetap bertahan. Tiba-tiba ia dikagetkan sejumlah orang yang keluar dari bioskop Chandra. Rupanya waktu sudah menunjukan pukul 22.00 WIB. Saat itu merupakan film terakhir yang diputar di bioskop Chandra.
Semangat Yanto sedikit terdorong. Ia berharap dari sekian banyak penonton itu ada yang mencoba memanfaatkan jasa becaknya. Satu per satu berlalu. Namun tak ada satu pun penonton bioskop Chandra yang menghampirinya.
Tubuhnya tiba-tiba sedikit lemas. Rejeki yang ia tunggu-tunggu tak kunjung datang jua. Apalagi sejak pagi belum mendapat satu pun penumpang. Ia lalu menyenderkan kembali tubuhnya ke becak yang sudah ia miliki sejak 5 tahun lalu.
“Mang, becak…,” tiba-tiba suara perempuan mengagetkan Yanto dari arah belakang. Tiba-tiba Yanto merasa senang. Pikirnya, inilah rejeki yang ditunggu-tunggu itu. Ia melihat sosok perempuan berdiri sendiri tepat di belakang becaknya.
Yanto pun mempersilahkan perempuan berambut panjang itu menaiki becaknya. Terlihat rambutnya yang panjang terurai. Sementara wajahnya tak begitu jelas, karena sebagian tertutup rambut.
“Kemana neng?” tanya Yanto kepada penumpangnya.
“Jalan aja dulu mang, nanti dikasih tahu,” jawab perempuan yang usianya sekitar 30 tahun tersebut.
Yanto pun menurut saja. Tepat di depan bioskop Chandra, atas permintaan perempuan itu, Yanto mengarahkan becaknya ke arah barat. Dengan semangat Yanto terus mengayuh sepedanya. Jalanan mulai sepi, sehingga Yanto bisa leluasa mengayuh sepedanya.
Selama perjalanan tak ada oborolan di antaranya keduanya. Baik Yanto maupun perempuan itu tak bacak bicara. Sesekali Yanto bertanya, namun tak dijawab boleh perempuan itu. Yanto terus mengayuh sepedanya.
Hingga tiba di suatu tempat, Yanto diminta berhenti. Rupanya tujuan perempuan itu sudah sampai. Sebuah rumah mewah terlihat tepat di hadapan Yanto. Ia pikir mungkin inilah rumah perempuan tersebut.
“Mang, tunggu dulu ya sebentar, saya ngambil uang dulu,” ucap perempuan itu.
Yanto pun sabar menunggu. Ia sesekali memperhatikan suasana sekitar sangat sepi. Tak ada orang satu pun yang melintas. Termasuk kendaraan. Padahal biasanya jalan raya itu selalu ramai kendaraan.
Udara malam itu sedikit terasa dingin. Maklum belum lama hujan mengguyur wilayah kota Subang dan sekitarnya. Lalu Yanto menutupi tubuhnya dengan sarung yang dibawa dari rumah.
1 jam berlalu, perempuan itu tak kunjung keluar dari rumahnya. Sementara waktu menunjukan pukul 01.00 WIB. Yanto memutuskan menunggu. Hingga tak terasa ia pun tertidur di becaknya. Tiba-tiba…
Betapa kaget Yanto, saat melihat rumah yang ia lihat sebelumnya ternyata merupakan komplek pemakaman yang oleh warga setempat disebut Dunguswiru. Tiba-tiba tubuhnya lemas, keringat dingin pun keluar. Ia baru sadar, bahwa selama ini ia menunggu di sebuah pemakaman yang oleh warga setempat terbilang angker.
Setelah suasanya hatinya agak tenang, Yanto kemudian menceritakan yang dialaminya dari sejak membawa penumpang perempuan dari bioskop Chandra hingga ke tempat tersebut. Yanto pun kemudian diantar ke rumahnya untuk beristirahat.Agen Domino99
Bagi warga setempat, peristiwa yang menimpa Yanto ini bukan pertama kali. Rupanya perempun itu merupakan sosok kuntilanak penunggu pemakaman tersebut. Sudah beberapa tukang ojek dan tukang becak menjadi korban kuntilanak tersebut. ***
