
Horormisteri21 - kejadian mistis dialami oleh seorang pendaki Gunung Rakutak, Kabupaten Bandung pada 2009 lalu.
Namanya Galih, ia mengaku diganggu oleh raja penunggu Gunung Rakutak setelah memasuki pasar gaib. Cerita horornya ini ia sampaikan melalui Kanal YouTube
Ceritanya dimulai saat Galih dan temannya yang tergabung dalam organisasi Mapala, mengajaknya untuk naik Gunung Rakutak. Ini merupakan pengalaman pertama nagi Galih dan ia tidak pernah membayangkan seperti apa ketika disana.
Mereka pun memutuskan berangkat hari Jumat, dari Jatinagor naik angkot ke Majalaya, dan sore harinya baru sampai di titik awal pintu masuk pos pendakian.
Pada waktu maghrib, mereka baru memutuskan untuk mulai naik, agar ketika tiba di puncak gunung tepat pada waktu matahari terbit besoknya.SahabatQQ
Meskipun Galih merasa ada yang mengganjal karena berangkat pada waktu maghrib, akhirnya mereka mulai melakukan perjalanan.
Hari pun menjelang larut, ditambah suasana langit yang mendung, mereka bergegas untuk naik gunung. Selama perjalanan, mereka diiringi oleh suara jangkrik dan dinginnya malam yang mencekat.
Ketika mereka tiba di sebuah pos, mereka bertemu dengan tiga orang yang sedang beristirahat di pos tersebut.
"Mas mau nanjak? Bareng aja sama kita," ajak salah satu teman Galih.
Mereka tidak merespon dan malah menundukkan kepalanya. Karena penerangan seadanya, rombongan Galih pun tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang tersebut.
Hari semakin larut, selama pendakian, Galih merasa ada yang memegang kakinya. Kemudian ia dan teman-temannya melihat banyak sosok wanita yang sedang memandangi mereka.
Namun mereka mempercayai, jika melihat sesuatu saat mendaki gunung, jangan diceritakan. Karena itu sebuah pantangan.
Mereka tiba di Danau Ciharus menjelang jam dua belas, dan memutuskan untuk beristirahat disana. Saat sedang mendirikan tenda, mereka mendengar suara yang ramai seperti di pasar.
"Eh di ujung banyak lampu, kayaknya banyak ada tenda juga di sana. Kesana yuk siapa tau ada warung, ada yang jualan," kata Galih kepada teman-temannya.
Teman Galih tidak berkata apapun. Karena lapar, Galih memberanikan kesana seorang diri. Tempat tersebut sangat ramai dan banyak yang berjualan makanan seperti bakso, jagung bakar dan makanan lainnya layaknya pasar malam.
Pedagang yang berjualan di sana berinteraksi dengan bahasa zunda yang halus dan menggunakan pakaian zaman dulu. Anehnya, mereka tidak kedinginan sama sekali.
Setelah selesai makan, Galih kembali ke tenda dan menceritakan prngalamannya di pasar kepada teman-temannya.
Namun, semua temannya masih saja terdiam dan tidak merespon cerita Galih. Selang satu jam kemudian mereka semua beristirahat di tenda masing-masing.
Keesokan harinya, Galih melihat ada tenda pendaki lain di sebelah tenda mereka. Rupanya semalam ada pendaki lain yang tiba setelah mereka.
Setelah berkenalan, mereka pergi untuk melanjutkan perjalanan ke puncak bersama-sama. Mereka juga tak lupa mengabadikan momen selama di puncak, selfie bareng, dan mengobrol sampai hari siang.
Setelah itu, mereka turun gunung melalui rute yang sama saat lewat Danau Ciharus. Galih masih ingat, semalam ia melewati rute ini saat pergi ke pasar. Tapi anehnya, di situ tak ada apa-apa.
Sat berjalan, Galih tak sengaja menginjak batu. Setelah disorot menggunakan senter ternyata itu nisan. Galih pun langsung bergegas ke rombonganya untuk ikut membantu mendirikan tenda.
Mereka memutuskan untuk mendirikan tenda karena hari sudah larut.
Tiba-tiba ia mendengar teriakan dari tenda sebelah, suara itu menggunakan Bahasa sunda.
"Tolong, tolong, tolong," suara teriakan dari tenda sebelah.
Glih dan rombongan segera menghampiri tenda tersebut, ternyata dilihatnya seseorang perempuan dengan tatapan tajam sedang kesurupan.
"Budak ieu teh teu suci, ingkah siah tidieu. Aing raja di dieu," ucap seseorang yang kesurupan.
Galih dan rombongan bingung, karena memang tidak pernah menghadapi orang yang kesurupan sebelumnya. Lalu ia ingat doa-doa ketika diganggu jin, segera ia membacanya dan kemudian angin bertiup ke tenda tersebut.
"Sampurasun," kata kakek dengan berpakaian serba putih yang entah datang dari mana menghampiri mereka.
"Rampes, kakek siapa?"
Si kakek tidak menjawab dan langsung menghampiri orang yang kesurupan tadi.
Setelah ditegur si kakek, orang yang kesurupan tadi langsung tak sadarkan diri. Galih mau berucap terimakasih kepada kakek tadi tapi dilihatnya sudah menghilang, dan tidak ada siapa-siapa.
Malam itu suasana sangat mencekam, rkmbongan Galih tidak bisa tidur karena kejadian tadi. Akhirnya mereka memutuskan untuk turun setelah subuh tepat.
Akhirnya mereka sampai di pintu masuk pendakian dengan selamat. Rombongan Galih pun bercerita kepada ranger yang bertugas saat itu.Agen Domino99
Menurutnya, apa yang Galih lihat dan sapa selama pendakian adalah pendaki terdahulu yang sudah lama meninggal karena hipotermia.
Sedangkan teman Galih menceritakan melihat ada genderuwo setinggi pohon dan wanita yang ia lihat bersama-sama saat di awal pendakian adalah kuntilanak.
Ranger berpesan jika jika perempuan sedang datang bulan sebaiknya jangan naik gunung. Kemudian di akhir viddo Galih berpesan agar tidak naik gunung menjelang maghrib, dan mengabari orang tua.***
