SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI CERITA HOROR DI RUMAH KAMI

Kisah Seram Kontrakan Angker di Kampung, Dengar Suara Geram dan Bunyi Cakaran


 horormisteri21 - Bagi mereka yang pernah diberi tugas luar kota dan harus menetap di suatu lokasi dalam jangka waktu tertentu, mungkin pernah mengalami momen horor diganggu oleh makhluk halus.

Meski tidak memperlihatkan 'diri', gangguan makhluk halus seperti suara, bunyi, kejadian aneh dan sebagainya sudah cukup membuat bulu kuduk siapa pun berdiri.SahabatQQ

Seperti yang dialami Hilmi Ismail saat dirinya dan teman-temannya mendapat tugas luar kota baru-baru ini. Pria Malaysia ini mengaku diganggu makhluk halus saat tinggal di rumah kontrakan di sebuah desa.

Ingin tahu kelanjutan ceritanya? Simak kisah nyata Hilmi yang diunggah di grup Facebook Klub Cerita Hantu Malaysia berikut ini.

Kisah Seram Rumah Kontrakan Angker di Desa

Ini adalah kisah nyata Hilmi dan teman-teman sekantornya saat dikirim ke luar daerah oleh kantor dinas tempat mereka bekerja.

Hilmi mengatakan dia dan teman-teman mendapat tugas selama hampir dua bulan untuk mengawasi departemen yang membawahi desa tersebut dan sekitarnya.

" Saya bersama 6 rekan (3 orang termasuk saya dari negara bagian yang sama dan 3 orang lainnya dari kantor pusat di Kuala Lumpur) ditugaskan dalam satu area.

" Namun kami akan membuat laporan kerja ke kantor pusat yang ada di negara bagian tersebut. Untuk itu, kantor menyewa 2 kamar di sebuah rumah di desa sebagai akomodasi kami," kata Hilmi.

Masuk Rumah Kontrakan Sholat Sunnah 2 Rakaat

Setelah sampai di desa tersebut, Hilmi dan teman-temannya masuk ke rumah kontrakan yang telah dipersiapkan. Rumah tersebut berada dalam satu area dengan tempat tinggal pemilik kontrakan.

Begitu masuk, mereka tidak langsung masuk kamar tidur masing-masing, tapi melakukan briefing sebelum membahas administrasi dan logistik.

Saat masuk kamar, ruangan terlihat sudah dirapikan oleh pemilik rumah. Sebelum istirahat, Hilmi dan keempat temannya melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat.

Sedangkan seorang temannya yang non-muslim menguji dan memeriksa semua peralatan yang akan digunakan untuk keperluan tugas.

Tak Bisa Hadiri Briefing Karena Sakit

Keesokan harinya, keenam orang tersebut menjalankan tugas sesuai bidangnya masing-masing yang terbagi dalam dua kelompok.

Kelompok satu bekerja dari pagi hingga siang, sementara sisanya bertugas dari petang sampai malam hari.

Suatu malam, ada briefing sepulang mereka dari kerja sekaligus penyerahan laporan. Tetapi Hilmi tidak bisa hadir karena dia merasa tidak sehat.

Terdengar Suara Geraman dan Bunyi Cakaran di Jendela

Setelah minum obat, Hilmi berbaring di tempat tidur dan memutar bacaan ayat suci Alquran di ponselnya sambil matanya terpejam.

Tiba-tiba, terdengar seperti suara geraman diikuti bunyi cakaran di jendela kaca yang menghadap ke kebun di belakang kamarnya.

Suara seram itu bersaut-sautan dengan alunan Alquran, seolah-olah marah kepada Hilmi karena memutar bacaan ayat suci.

Geraman dan Cakaran Itu Seolah Marah

Geraman dan cakaran tersebut seperti memperingatkan Hilmi agar menghentikan lantunan ayat suci Alquran yang diputarnya.

Bukannya gentar, Hilmi malah meningkatkan volume lantunan Alquran di ponselnya, sampai 'makhluk' itu mulai menyerah.

" Suara geraman dan bunyi cakaran itu berangsur-angsur merendah sebelum akhirnya menghilang.

" Tapi sebelum suaranya hilang, saya dengar bunyi keras seperti jeritan kesakitan namun singkat," tutur Hilmi.

Suara Tawa yang Bikin Merinding

Hilmi pun menghela napas lega karena pengacau gaib itu akhirnya pergi, setidaknya untuk malam ini.

Beberapa hari kemudian, Hilmi dan teman-temannya memutuskan untuk makan malam di warung tomyam tidak jauh dari rumah kontrakan.Agen Domino99

" Kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Dalam perjalanan melintasi rumah tetangga yang ada di belakang kamar saya, kami mendengar suara orang tertawa dari arah kebunnya," kata Hilmi.

Bukan Suara Tawa Manusia

Dari nada tawanya, Hilmi dan keempat temannya yang Muslim tahu kalau itu bukan suara tawa manusia. Masalahnya, suara tawa itu seolah 'bergerak' mengikuti mereka.

Suara tawa yang cukup bikin bulu kuduk merinding itu baru berhenti setelah mereka melewati batas tanah dengan sebuah rumah sebelum warung.

" Karena sering mendapat gangguan makhluk halus seperti itu, kami tidak mempedulikannya. Untungnya, ketika melintas lagi di depan rumah tetangga tersebut, tidak terdengar lagi 'sapaan' seperti sebelumnya," pungkas Hilmi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama